Sunday, March 4, 2012

ziro sang pemecah misteri episode 2

Ziro sang pemecah misteri
Episode ke 2 embunuhan dimulai part2

Haaaa…. Ziro yang sebelumnya membuka pintu melihat 3 orang didepan pintu  ternyata mereka adalah keluarga anak yang di lempari ziro siang tadi,
“hayyyy… dimana ziro hah ?” Tanya seorang bapak dengan muka dan nada yang beringas. “ayah itu orng nya yang bernama ziro dia yang membuat aku menjadi begini,” tiba-tiba seorang anak menerobos masuk ke tengah 3 orang tersebut. 
Seketika bibir ziro berubah menjadi pucat pasi, lalu dengan sigap ia kembali masuk dan menutup pintu, ia berlari ke dapur. Saat kembali kedapur ia tidak menemukan siapapun, “ayah, ibu, kalian dimana…” teriak ziro, matanya kembali terlihat berbinar-binar  pertanda ia akan kembali mengurai air mata. Dari luar terdengar ketukan pintu yang sanggat keras ulah beringas keluarga korban  penganiayaan  yang meminta pertangungjawaban pelaku, ziro  mencari kepenjuru rumah dan ia menemukan ketiga keluarganya  terkapar dikamar mandi.
Ada apa diluar sana, sapa ayah tiba-tiba bangkit. “kalian melakukan apa disini berpura-pura terkapar lagi.” “kami kira kami mau dibunuh setelah mereka membunuh mu, makanya kami bersembunyi rupanya kamu masih hidup”
Memang kalian menjadikan ku korban sungguh keterlaluan kalian ini, “ayah seharusnya melindungi kami sebagai kepala keluarga bukan nya malah bersembunyi ketika kami mengalami masalah dan kesulitan” sambil mengurai airmata dan pergi meninggalkan kamar mandi.
Dan ayah mengejar ziro meninggalkan kamar mandi, ketika didepan pintu ia melihat ziro tengah berbicara dengan beberapa orang yang kelihatan nya sanggar,
“kalian mau apakan anak ku” teriak ayah ziro,
“jadi kamu orngtua anak ini ya ?”
“iya, ada apa apakah ia merepotkan anda ?”
“kalian harus bertanggung jawab atas semua perbuatan yang dilakukan anak ini, coba anda lihat kapala anak kami sudah diperban gara-gara lemparan yang dilakukan oleh anak anda” jelas orang sangar didepan pintu,
“baiklah kalian mau berapa akan saya bayar ?”
“seluruh biaya nya Rp 10.000.000 uang obat, rumah sakit, bensin dan tenaga kami mengetok rumah anda”
Tampa panjang lebar ayah menghampiri keluarga tersebut dan ia pun berlutut, “mohon berikan keringanan kepada kami kami hanyalah orang miskin.”
“ha……. Apa enak saja kalo bicara dasar orang miskin, kami ini juga miskin makanya kami memeras anda”
“tOLONGGGGGGGGGGGG………….” Tiba-tiba terdengar suara keriuhan ditengah
jalan depan rumah ku ternyata dikha anak yang ziro lempar itu di culik oleh orang yang tak dikenal, mereka memasukan dikha kedalam mobil sedan dan melesat pergi. Tampa pikir panjang mereka mengejar mobil itu bersama dengan sebuah taksi, tetapi nihil mereka
 tidak dapat mengejar mobil berkecepatan tinggi dan mempunyai roket tersebut, di dalam taksi ibu dikha yang uga ikut menangis tersedu-sedu atas kejadian yang menghilangkan anak mereka, “baru saja ingin menjadi kaya anak kami sudah hilang, itu penculik yang sedang dicari oleh pihak kepolisian yang terkenal bringas dan setiap korban nya pasti tewas dibunuh.
“Tetapi mengapa mereka menculik orang yang tidak dikenal dan dari keluarga miskin, bukan nya lebih baik menculik anak orang kaya dari pada orang miskin yang pastinya tidak mampu membayar” piker ziro didalam hati,
Keesokan harinya polisi melakukan olah tkp di daerah tersebut pastinya juga didepan rumah ziro, ziro dan keluarganya diperiksa dan di wawancarai oleh beberapa orang polisi maupun wartawan.
Sore menjelang awan sudah berubah warna menjadi kemerahan, ziro memandangi lautan yang ada didepan jendela kamarnya terlihat indh dan damai,  berharap dapat menghilangka perkara yang terjadi engan dirinya, makan malam pun tiba, kami sekeluarga menonton televisi dan mendapatkan berita bahwa seorang anak yang diuga korban penculikan ditemukan kembali dengan kondisi yang mengenaskan yaitu ditemukan tampa kepala,
“dikha tidak mungkin itu kamu” pikir ziro dihatinya.
Tiba-tiba ziro bangkit dan berlari keluar dengan kencang ia berlari dengan hati yang gelisah dan bergebu-gebu ia berlari, ternyata ia menuju rumah dikha, ohhhhh…….. ternyata benar apa yang di pikirkaan ziro kalau dikha lah yang diliput di berita tersebut “dikha sudah mati.. aku tak percaya, apa semua gara-gara aku. Dikha maafkan aku…….” Sambil menangis ziro duduk didepan trotoar yang berada di depan rumah dikha, terlihat banyak sekali orang yang dating untuk melihat jasat tampa kepala tersebut.
Bersambung….

0 comments:

Post a Comment